Minggu, 24 Maret 2013

GALAKSI KINANTHI

Buku ini entah berapa kali saya baca. Saya selalu cinta dengan cerita yang disini. Bahasanya itu lho, aduh saya banged di hati. Saya seneng dengan kehalusan bahasa dan gaya2 romantisme yang ditulis mas Tasaro ini.

Sampai2 saya rasanya ikut merasakan kembali kisah cinta yang agak sama ini. Tapi mungkin memang sudah tabiat cinta itu harus diperjuangankan ya, hingga endingnya bisa indah begitu

So pesen saya untuk para pecinta *jiaaahhh...gaiaa
Mencintailah dengan sederhana dan pertahankan, perjuangkan. Menyerah berarti kalah dan kehilangan, jika tidak maka kalian akan menemui rasa aneh sepanjang kehidupan kalian. Kecuali kalian menemukan berbagai alasan baik untuk melihat ke depan. Tapi selama bisa, setialah pada cinta yang kalian yakini.
Sekian. Terima kasih.
hahahah

Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.

Kelak, hidup adalah ketika engkau menjalani hari-hari dengan optimisme. Melakukan hal-hal hebat. Menikmati kebersamaan dengan orang-orang baru. Tergelak dan gembira, membuat semua orang berpikir hidupmu telah sempurna.
 
Sementara, pada jeda yang engkau buat bisu, sewaktu langit meriah oleh benda-benda yang berpijar, ketika sebuah lagu menyeretmu ke masa lalu, wajahnya memenuhi setiap sudutmu. Bahkan, langit membentuk auranya. Udara bergerak mendesaukan suaranya. Bulan melengkungkan senyumnya. Bersiaplah.... Engkau akan mulai merengek kepada Tuhan. Meminta sesuatu yang mungkin itu telah haram bagimu.

*) Tasaro GK, Salamadani 2009

Untuk yang mencintai kisah2 mendayu2, saya rekomendasikan buku ini :)
Sungguh saya merasa cantik dan sempurna jika "ada" yang mencintai saya dengan cinta yang seperti itu *nglirik abine hahaha

TEKAD
by Izzatul Islam

Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari bujur
Tuju sasaran , siapapun pemanahnya

Kami adalah pedang-pedang terhunus

Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya

Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi


Kami adalah tombak-tombak berjajar

Yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada lantakkan keangkuhan

Kami adalah butir-butir peluru

Yang siap ditembakkan dan melaju
Mengoyak dan menumbang kezaliman

Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi


Kami adalah mata pena yang tajam

Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan

Kami pisau belati yang selalu tajam

Bak kesabaran yang tak pernah akan padam
Tuk arungi da?wah ini , jalan panjang

Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi 


Kemaren saya sangat sengaja memutar nasyid2 ini. Setiap malam menjelang tidur, Nin memang minta diputerin lagu2 kesayangannya. Nanti pas akhir2 saya pasti juga muter2 video2 nasyid dan ceramah. Lalu Nin akan bertanya "Ini sapa nda?" saya jawab "Teman abi" lalu seperti biasa dia akan manggut2 sambil berbicara sendiri ngalor ngidul. 

Beberapa lalu saya muter video Palestine, Nin juga bertanya pas ada anak2 yang terluka berdarah2 digendong. "Kenapa nda?" saya akan jelaskan semudah dia bisa menangkap maksud saya. Karna kalo tidak dia bisa salah paham dan salah pengertian. Pernah dia lihat anak2 bertengkar, lalu Nin bilang "Masnya nendang mbak2" Maka tugas saya menjelaskan apakah itu baik/tidak, bagaimana seharusnya dst.

Btw, bukan ini sebenarnya yang ingin saya tulis. Apa ya? Kira2 begini bahasanya, saya ini galau. Galau dg kangen saya. Apalagi kalo kemudian saya penuhi kangen saya ini dengan memutar nasyid2 atau video2 itu. Kangeeeen banged. Sampai kadang nangis2 ngerasakan betapa hati ini pengeeeen sekali merasakan muda kembali. Menjalani rasa kangen ini rasanya berdarah2 deh *lebay

Sebenarnya simple. Saya kangen suasana unyu2 muda dulu. Suasana yang terkadang ada kebandelan, pertanyaan yang aneh2, kayak anak2, pengen ngeksis, nyari identitas. Lalu merasakan cinta yang ditahan2, merasakan jatuh bangun dengan perasaan. Bahkan kadang membelot diam2 hahaha

Suerly, kangen banged dengan kebersamaan itu. Saat tiba2 begitu seperti keluarga, eh tiba2 sudah tidak disapa. Saat kalo kadung cinta lengket kayak permen karet, sebentar kemudian sudah berseteru karna beda pendapat. Saat kemudian hati saya bertanya tanpa jawaban, ada seorang yang menenangkan meski tidak menjawab tanya saya. 

Sungguh, saya sangat kangen antum
Doa saya, semoga saya bisa bertemu dengan antum lagi. Entah bagaimana keadaan kita nanti. Karna antum berharga bagi perjalanan saya hingga saat ini.