Senin, 19 Desember 2011

Kemarahan Itu Seperti Es Krim


Ah, memang begitu adanya
Kemarahan itu seperti es krim
Meleleh jika dibiarkan dalam ruang terbuka,
Apalagi panas
Akan semakin cepat meleleh dan hilang tanpa terasa
Kebekuan dan keindahan warnanya hilang
Rasa manisnya pun satu-satu luruh

Kemarahan itu panas
Suhu tinggi, memerah darah
Seperti bara api
Setan di kepala dan hati menguasai
Yang ada hanya benar diri
Semua terasa tidak ada arti lagi
Bahkan rasa cinta bisa terkebiri

Begitulah rasanya marah
Melelehkan semua sifat kebaikan
Menghancurkan nilai suci nurani
Apalagi jati diri, hancur tanpa sisa lagi

Itulah sayang…
Itulah KEMARAHAN

Memang sebuah keniscayaan
Tapi bukan keharusan
Memang sebuah sifat manusia
Namun bukan untuk dituruti
Benar-benar bukan sebuah kesalahan
Namun juga tidak bisa dibenarkan

Sayang, kemarilah
Kita dapat bicara
Duduk berdua, bertiga, berempat, bersamaan
Berdua dengan hati dan jiwa kita
Bertiga, berempat dengan anak-anak kita
Bersamaan dengan keluarga besar kita

Semua dapat dibicarakan
Semuanya…
Karna sebenarnya kemarahan hanya ada karna kata yang tidak terucap
Katakankah maksudmu padaku
Jangan disimpan dalam hati
Bicaralah apapun yang ingin kau katakan
Aku akan mendengar

Sungguh, kita benar-benar bisa melawan kemarahan
Kita bisa bicara
Bukan untuk saling menang
Tapi untuk saling sadar

Kita bisa menundukkan kemarahan dalam jiwa tunduk kita, sayang
Saat marah, semua hal indah hilang
Meski memang kita tak bisa menghindar dari marah itu
Tapi percayalah, kita bisa menundukkannya
Karnanya, sayang
Hanya jiwa-jiwa yang lekat dalam sujud dan ikhlas
Yang bisa memenangkan pertarungan kemarahan

Dan apakah junjungan kita pernah marah?
Pernah, sayang
Namun bukan kemarahan yang menghancurkan diri dan orang lain
Kemarahan nabi kita adalah kemarahan ilahi
Kemarahan karena terinjaknya harga diri, agama dan keluarganya
Dan hanya disitulah kemarahan itu akan menjadi berkah
Insya Allah…

Berjanjilah,
Kemarahan kita hanya kemarahan karena cinta
Adakah itu?
Kita akan meng-ADA-kannya
Karna kita memiliki cinta itu
Selamanya…

(ra, mengeja huruf2 kemarahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar