Rabu, 22 Februari 2012

KAMU - Cowboy Junior

kamu buat aku tersipu buatku malu-malu
saat bersamamu, saat ku sapa dirimu
aku kok merinding buluku, kok jadi gugup aku
saat bersamamu, saat kau senyum padaku

mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
sejak pertama aku bertanya facebook-mu 
apa nomermu berapa
mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

nanti aku follow twitter-mu aku tunggu retweet-mu
agar aku tahu sukakah kamu kepadaku

mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa
nomermu berapa
 
mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

yeah cuma kamu cuma kamu yang bisa membuatku
tidur tak tentu memikirkanmu pujaan hati
oh kamu cantik sekali
 
oh Tuhan aku hanya ingin dia tahu
kau lucu kamu sangat lucu

mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa 
nomermu berapa 
nomermu berapa
mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya
sejak pertama (sejak pertama) aku bertanya
(kulihat senyumanmu lirikanmu begitu cantiknya kamu)
facebook-mu apa nomermu berapa
mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama
senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu
kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu

Benar, ini memang lirik lagu Cowboy Junior, KAMU

Thema Masakan Malam Ini : GAGAL

Huhuhu
rasanya rada gemes juga dengan yang terjadi
padahal sudah disiapin kemaren lho, eh malah hari ini saya membuat kesalahan
disiapin buat jd snack bergizi abina pas ngaji dg temen2nya

Kemaren saya minta abina ambil ayam, rencana awal mau buat nugget sayur
abina juga sudah belanja sayur bahan2nya *thanks a lot HUNNY*
pokoknya bahan dasarnya sudah siap
sudah ada ayam fillet, sayur2an, daun bawang
malah kemudian sama abina ditambahi ayam satu lagi *mumpung mau panen :D

Pagi tadi rencana awal memang mau buat nugget
tapi karena sikon, saya berubah pikiran mau buat sandwich saja lebih mudah dan praktis
hasil dari membaca buku resep juga siy...
akhirnya pagi saya cuman motong2 sayur,biar ntar sore bisa cepet masaknya

Nah, kemudian saya berangkat ke kantor
eh lha kok saya malah lupa blas plang pleng kalo sudah ada plan buat sandwich
saya baru inget pas di kamar lg sama Nin, barulah saya "YA Allah ndaaa... kok lali ga blanja blas!"
Duhh...

Saya ke dapur dan melihat sayur2ku itu hiks2
sudahlah pantang nyerah
saya bilang ke abina "Nda, anter cari roti, tepung, ke KUD palsu"
akhirnya setelah abina ngontrol kandang, berangkatlah cari2 bahan lagi

Lalu sibuklah saya di dapur
bla bla blaaa...
sandwich itu harus jadi

Lalu sambil itu saya buka kulkas, ambil puding yg saya buat td pagii
puding wafer tabur kismis di tengahnya
nah, apa yg terjadi sodara2?
Ini memang pertama kalinya saya make wafer sbg bahan puding
ya Allah... pudingnya ga bisa diiris yg pas wafernya
wafernya malah jd alooottt *ahhh!
akhirnya saya akali, pas bagian wafer saya potong dan cuman saya pake yg kismis
jelek banged tampilannya, kecewa aye hiks2

Kembali pd sandwich
saya sudah siapkan isinya dan sukses
ayam dan sayur bumbu2 sudah siippp
giliraan pegang rotinya, ampuunn... rotinya jelek amitt
padahal harganya sama dengan yg biasa yg beli, beda kwalitas
hiks2
sempurnalah sudah....

Terakhir, saya goreang telur di teflon
macam martabak gitu dan saya taburkan tu isi sandwich di atasnya
lalu saya makan malam!
besok pagi baru saya mau pake tuh isi buat menu lain
Abina cuman saya bawain puding wafer gagal td

Sukses tidak ada tanpa kegagalan
belajar dr kegagalan, smangad!!

Selasa, 21 Februari 2012

Perjalanan Cinta (Part 2)


Naya tak mengindahkan kepergian Jagad. “Nay, aku mengenali kemarahan dan kekecewaanmu, tapi aku pun berdoa suatu hari –entah kapan- kamu akan menjawab dengan pasti pertanyaanku tadi,” ujar Jagad tanpa membalikkan tubuhnya di depan pintu. Dia seolah-olah juga memberitahukan pada alam sekitarnya bahwa ia bersungguh menunggu jawaban Naya.
            Dan lagi-lagi Naya tak mengubah posisi duduknya juga tak seidkitpun menengok kea rah Jagad. Dia tetap asyik dengan coklat panasnya yang kini mulai menjadi hangat. Bahkan dia juga tidak bereaksi banyak saat sudah mendengar langkah Jagad menjauh beberapa langkah dari rumah mungil Shina. Pertanyaan tentang siapa pemilik rumah ini masih disimpan Naya dalam hatinya. Shina memang bekerja di sekitar daerah Batu selepas kuliahnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan Malang untuk meneruskan usaha kebun apel neneknya. Ibu bapak Shina telah meninggal dalam kecelakaan saat Shina masih berusia tujuh tahun. Dan kemudian Shina diasuh budhenya hingga tiba saatnya ia bisa mengelola kebun apel peninggalan neneknya yang menjadi hak waris ibunya.
Saat itu mereka hendak menghabiskan malam minggunya di daerah Payung yang terkenal dengan jagung bakar dan makanan-makanan  panas lainnya seperti ikan bakar, ayam bakar, dan sebagainya. Perjalanan dari Malang sudah dilakukan sejak pukul empat sore. Itu artinya paling lama dua jam mereka akan sampai di daerah Payung. Dan tentu saja, waktu itu akan sedikit memanjang karena harus berbelok dulu menunaikan shalat Maghrib.
            Shina berada di kursi belakang saat itu. Sementara ibunya berada di samping ayahnya yang mengemudi. Ada dua sepupu yang turut dalam mobil itu. Perlahan charry warisan kakeknya itu menyusuri jalan-jalan kota Malang dan Batu dengan santai. Di dalamnya terdengar gelak tawa yang tak habis-habis. Semakin ke arah barat, gelap semakin menggelayuti. Apalagi mendung sudah berarak sedari siang. Shina pun terlampau bahagia dengan “acara malam mingguan” bersama ayah, ibu dan dua sepupunya ini. Mereka bukan berasal dari keluarga berada hingga kesempatan menghabiskan malam minggu di luar rumah dan beramai-ramai adalah suatu hal yang sangat menarik dan ditunggu oleh semua. Terlebih Shina menjadi tunggal dalam keluarga itu. Ibunya sempat mengandung untuk yang kedua kalinya, namun ibunya mengalami keguguran karena terpeleset saat menuju ruang pembersihan bunga di belakang rumahnya. Darah yang mengental dan rasa sakit yang luar biasa membuat Mirna, ibu Shina sama sekali pasrah dengan yang terjadi. Terlebih tidak ada orang lain di rumah itu selain dirinya. Bapak Shina bekerja di pabrik kertas di kota Mojokerto.
            “Pak, nanti mampir dulu di pinggir jalan yang ada apel gedhenya yak,” Shina kecil berteriak dari jok belakangnya. “Shina mau foto di bawah apel gedhe itu, pak. Sekalian sama-sama ibu bapak yak, kan dah lama juga kita gak foto bareng,” lanjut Shina. Bapaknya hanya tertawa kecil mendengarnya
            “Arep dipake untuk apa foto-foto itu, Shina? Shina mau pamerkan pada teman-teman sekolah tho?,” tanya ibunya. Shina hanya tertawa menjawab pertanyaan ibunya.
            “Lha iyo kudu pamer, bu’. Kan artinya kita pernah malam mingguan di sekitar apel gedhe itu. Hihihihihi,” Shina kemudian mulai asyik mengatur kira-kira gaya apa yang nanti akan dilakukan olehnya, ibu, bapak dan dua sepupunya. Mendengar coleteh ketiga anak kecil belum genap sepuluh tahun itu, kedua orang tua itu hanya terkekeh dan tergelak-gelak.
            “Pokoknya nanti kita harus foto dan tersenyum lebar di bawah apel gedhe itu. Buat kenang-kenangan,” pungkas Shina. “Iya, iya Shin… nanti kita foto sepuasnya. Sebanyak yang Shina mau,” sahut bapaknya.
            Charry warisan itu semakin membelah arah barat kota Malang. Beberapa kali saat melewati gedung-gedung besar Shina bertanya dengan semangatnya. “Aku nanti akan sekolah di situ juga. Hehehehe,” seru Shina saat melewati bagian belakang gedung Universitas Brawijaya. Saat melewati pasar Dinoyo pun anak-anak itu bercoleteh macam-macam. Mira, sepupu Shina yang berusia lebih muda mengatakan pernah beberapa kali ikut ibunya masuk ke pasar itu.
            “Pasare jorok, mbak,” kata Mira. “Baunya kuwi lho, wah ke hidung rasane perih,” cerita Mira semangat.
            “Lha kalo ngerti ngono, lha yo tutup hidung tho?
            “He eh. Aku tutup idung terus, tapi sama ibu gak boleh terus gitu. Katanya gak sopan, nanti dikira wong sugih yang gak pernah masuk pasar. Jadinya ya sambil negmpet-ngempet sithik aku bisa masuk pasar itu. Toh akhirnya aku juga dibelikan jajanan sama ibu,” kisah Mira lagi. Mereka kini telah melewati ruas-ruas jalan menuju daerah Sengkaling. Disana kembali anak-anak itu girang bukan maen melewati Universitas Muhammadiyah Malang yang memang indah untuk dilihat. Apalagi untuk anak-anak yang bersekolah di pelosok seperti mereka dan jarang melihat gedung-gedung besar dan bagus.
            “Aku sekolah disini saja nanti kalo besar. Lebih gedhe bangunannya,” seru Awan, sepupu tertua Shina.
“Lha apa uangmu banyak, Wan? Kalo sekolahanmu gedhe, berarti kudu bayar mahal juga,” potong Shina.
            “Bener ngoten tho, bulik?,” Awan mengalihkan pertanyaan pada ibu Shina. Ibu Shina adalah adik dari ibunya Awan. Dan Mira adalah sepupu terkecil karena bapaknya adalah bungsu dalam keluarga bu Mirna, ibu Shina. Sedangkan keluarga pak Imam, bapak Shina semua ada di Surabaya.
            “Ya gak mesti kayak gitu, Le. Kalo kamu pinter mungkin bisa masuk gratisan ke sekolah itu. Makanya kamu yang rajin belajar, terus dapat ranking. Pokoke dimana-mana bocah pinter itu mesti akeh yang milih dan suka,” ujar ibu Shina. Matanya bergantian menyapu wajah anak-anak kecil itu. “Kamu juga bisa sekolah disitu, Mir. Pokoknya kalian belajar saja yang rajin, urusan uang sudah ada yang ngurus. Kalian gak perlu sibuk mikir uang.
           

Nin Ikut Abina Shalat Dhuhur di Mushola

Tiap kali adzan, Nin kami akan bilang "Awwaaahhh bhannn"
Lalu dia akan gegas ambil sajadahnya dan plak plok angkat tangannya shalat
Nah, kalo saya bilang "Abi ke masjid" maka dia pun akan langsung menyahut "Awwahhh..."
Seneng dg semua ini, alhamdulillah ya rabb...

Nah, ini pas kita jalan2
pas adzan dhuhur mampir ke mushola
dia langsung ikut2an saja gerakan2 abina,
sesuka hatinya
Sayang kerudungna sudah terlebih dahulu dilepas sama Nin
Nin kami memang suka bgt melepas apapun yg ada di kepalanya
tapi kelak, jilbab ini akan jadi pelindung balighmu
dan harus kamu kenakan
karna ini wajib hukumnya bagi semua muslimah
Wajib itu harus nak...
dan Allah pasti memberikan berjuta kebaikan dan perlindungan dengan jilbab itu

Pose Sujud

Pose Rukuk

Pose Ga Jelas *hahaha

Gaya Terbaru Nin

Taraaaa....
dia pake kacamata mas Zaka sekarang.
Pas dia nemu, dia cepet2 nemui saya sambil bilang "Enda nda, tatata"
Lalu pas saya pakein, saya bilang "Ntar difoto dulu, dik" dia langsung gaya kayak gini
Abis itu dia ribut pengen liat hasilna
Ahh anakku... Pinter ya nak!





Keren kan Nin?
Lalu setelah itu dia mencium saya "Muahh" karna dia bilang "Mimi mimi Boboo..."
Hahaha
Adda saja caranya merayu saya,
barakallah ya nak...
belajar terus, biar makin kuat!

Abi bunda sayang kamu!
Selalu

KOSAKATA Lighty NIN

Seneng rasanya memperhatikan Nin cantik belajar dari sekitarnya. Untukmu nak, ingatlah selalu utk selalu belajar pd sekitar. Usia 16 bulan kurang 7 hari.
  1. Ambut : Rambut
  2.  Tata : Mata
  3. Epipi : Pipi
  4.  Dun : Hidung
  5.  Upin : Kuping
  6.  Tati : Kaki
  7.  Tanan : Tangan
  8.  Paaa... : Nouval (masnya)
  9.  Haaa...: Hanif
  10.  Wa : Nasywa
  11.  Zata : Zaka (masnya)
  12. Tinta : Cinta (mbaknya juga)
  13.  Abbiii : Abi
  14.  Endaa : Bunda
  15.  Appii : Sapi
  16.  Aunn : Kucing Maung
  17.  Ani : Anis (buliknya)
  18.  Yayah : Korah2 (Cuci Piring)
  19.  Ejja : Kerja
  20.  Aem : Ayam
  21.  Maem : Maem
  22.  Pipi : Pipis
  23.  Adduu... : Aduh
  24.  Amiiii : Syamil (Video Favnya)
  25.  Ameee : Amin
  26.  Haduu : Baju
  27.  Aaaaum : Assalamu'alaikum
  28.  Tatata : Kacamata
  29. Wowok : Lombok
  30. Matmat : Tomat
  31. Ndindi : Mandi
  32. Uuaaa : Sekolah
  33. Butu : Buku
  34. Tutu : Susu
  35. Bobo : Bobok
  36. Mimi : Mimik
  37. Cut : Crut (Habbatussauda Oil)
  38. Itii : Fitri
  39. Api : Rafli
  40. Auuu : Bayu
  41. Ayah : farah
  42. Deee : Budhe
Ini dulu sementara...
Pada lupa :P :D
Hayo ayah, bunda, abi ummi, bapak ibu, momi popi, pipimimi, mamapapa...
tulis dunk koleksi kata2 anak2 kecil kita ni...
biar kelak mereka selalu tau, bahwa mereka sudah belajar sejak mereka masih sangat kecil

Smangad !
Luv u, nak...

Senin, 20 Februari 2012

Kalahnya MANUSIA Dengan BEBEK

Bebek,
yang tergambar di pikiran apa?
Wek wek cerewet banget? Bener
Coklat2 pantat goyang2? Bener juga
Telur asin? Right...
Barisannya yg tertib? Yap, 1000 persen bener !

Ceritanya gini,
pagi tadi pas saya mau berangkat eh di jalan dihadang ratusan bebek
Ampyun dehh... sudah telat malah dihadang ratusan bebek2 ini
Bebek ini ada kok kalo lima meter panjangnya
Buanyakk... wong arus kanan kiri jadi berhenti
ga tau tuh yang punya sembunyi dimana, soalnya yg naek motor pd tereak2 tabrak tabrakk gitu
kessiaannn...

Tapi saya jadi ketawa sendiri dg bebek2 itu
lucu siy, barisannya itu lho
RAPI, TERTIB
padahal tanpa pemimpin

Kalo yang barisan paling depan minggir,
yg baris kedua dst juga ikut minggir
kalo yang barisan paling depan menyebar memenuhi jalan
yg belakang juga gitu

Sekali lagi,
mereka begitu tanpa pemimpin lho
Kalo ada yang tanya siapa yang ngajari kayak gitu?
ya tanya saja sama bebeknya,
gitu saja kok repot

Nah, nurut saya bebeklah diantara makhluk hidup dunia ini yang paling teratur
tanpa ada yang mengatur dan memerintah, mereka sudah baris sendiri
patuh banget sama barisan depan
seragam bener gerakannya

Coba bandingkan dengan kita yang berlabel manusia,
ciptaan terbaik Allah
yang dianugrahi kesempurnaan
buka deh surat At Tiin ayat 4
Manusia itu adalah sebaik2 penciptaan

Sekarang kalo kita cari manusia yang bisa patuh pimpinan,
bisa diatur rapi, mau mendengar perintah
patuh dengan yang di depan/terdepan
pokoknya yang patuh, taat dan percaya pimpinan

Diantara 10 orang, satu saja yang begitu sudah alhamdulillah
kalo pun ada dua atau tiga yang begitu, terkadang bukan karena kepahaman tentang ketaatan dan keberaturan itu, tapi lebih pada rasa sungkan, takut, dsb itu
yang ada paling nggrundel, mbatin, ngrasani di belakang

Coba liat yang terjadi sekarang di tipi2
anak buah melawan pimpinannya (tanpa kita harus mencari tau bagaimana pimpinan itu)
trus anak buah yang mengkhianati pimpinannya

Sebenarnya bukan kepada siapa kita harus taat
tapi mengapa kita harus taat
mengapa harus ada pimpinan
kenapa Rasul juga selalu mengangkat pimpinan
Bahkan sepeninggal beliau kan tetap ada khalifah

Kenapa harus ada presiden
kenapa ada pimpinan perusahaan
pimpinan partai,
semua ada pimpinannya

Pelajaran utamanya,
pimpinan itu ada memang utk ditaati

Tapi bagaimana jika pempimpin itu menurut kita tidak baik?
Lha kalo tidak baik, kenapa dipilih?

Wanita HAMIL Adalah Wanita Paling SEXY

Serius deh, wanita paling sexy itu adalah wanita hamil.
Ga percaya?

Yang sudah punya istri, perhatikan baik2 istrinya saat pregnant, terutama kalo dah usia 7 bulan ke atas.
Pasti semakin cantik, menis, menarik dan -serius- semakin sexy
Kenapa bisa begitu?
Sejujurnya saya ga tau alasannya, hanya saja ini seperti sudah kesepatakan bersama kalo orang hamil itu adalah orang sexy. Entah karna perutnya yang buncit ataukah dia semakin sexy karena perjuangannya menggendong anak kemana2 selama 9 bulan
Allah yang maha menciptakan, maha membaguskan ciptaanNYa

So, saya sempet rada tersinggung saat ketemu dengan temen lama dan dia berkata "Wihhh... bumil ni sexy amit"
Saya langsung mengerutkan dahi dan melihat apa pakaianku sempit ya
tapi tidak kok, biasa saja
malah longgar2, kayak badut saja


Aih, tulisan ini memang tidak bermutu
tapi saya bener2 ingin memberikan apresiasi tingkat tinggi kpd seluruh ibu hamil di dunia 
yang membaca note saya ini,

Selamat menikmati detak2 jantung kecil itu
Selamat menjadi seorang pahlawan sejati
Selamat menjadi malaikat kebanggaan

Dan selamat menjadi wanita PALING sexy
:P :D

TELA(DAN) vs TELA(TAN)



hayo yang merasa golongan teladan, baris di sebelah kanan saya...
Yang telatan, segera ambil barisan di sebelah kiri sayaa...

Yah, like that lah
tulisannya memang beda2 tipis, tapi artine bener2 beda tebal *LAH?!

Jadi gini sodara2,
sebenarnya saya ini masuk golongan yang tela(tan)
kadang saya malu, jengah juga kenapa kok telatan amiitt...
padahal misal ada kerjaan terkadang prasaan sudah saya majukan jadwalnya
eh masih saja telat... hiks2




Nah itulah kenapa saya nulis ini,
karna saya telatan
aduh malu2in tapi saya ingin ada yg menyahuti rasa malu saya ini

Kadang saya ngliat ibu2 atau ustadz2 yang tladan itu sama sekali ga telatan
tapi kadang rada terluka juga siy kalo liat orang yang harusnya jd teladan eh malah sangat telatan
jadi sebenarnya teladan dan telatan itu sodaraan ya
kalo orang teladan harusnya dia TIDAK telatan
nah kalo orang telatan berarti dia BUKAN teladan

Jadi, saya?
ya jelaslah... sudah bisa disimpulkan sendiri
padahal asline kalo ga telat itu menenangkan lho
semua jd nyaman dan tidak terganggu

Sekarang bayangkan ya
sudah semua lg serius2, eh ada yg tiba2 datang
pecahlah konsentrasi, semua jd nengok
apalagi kalo yg datang telat memecah konsentrasi itu adalah sang teladan
addduuhh... bikin malu :D :P

Jadi saya cukup bersyukur juga kalo belum berlabel teladan
jd ga malu2in kalo masih telatan
hahaha
*ngeles.coid*

Tapi sebenarnya -kata asatidz saya-
semua kita harus bisa menjadi teladan
teladan itu kan yg bisa menjadi contoh baik
nah, sebenarnya semua juga punya fungsi itu
menjadi teladan itu keniscayaan semua orang, termasuk saya

Aihhh...
pasti orang yg teladan itu tidak punya kamus telatan ya
dan yang telatan pastilah tidak layak jd teladan
betulll... ??!!

Sekarang,
yang tadi baris di sebelah kiri saya, apakah pengen pindah ke baris sebelah kanan?
ayuk sama2 pindah yukk...
semoga Allah memampukan kita menjadi teladan yg tidak telatan

Aminnn...
*menundukkan diri*

Minggu, 19 Februari 2012

Perjalanan Cinta (Part 1)

“Sudahlah, jangan diperpanjang lagi…”
            Kalimat itu menyudahi seluruh kebekuan yang membentang antara Naya dan Jagad. Mata mereka tak lagi beradu pandang dalam perseteruan dan suara mereka pun sudah luruh ditelan nafas-nafas menyesakkan dari dada mereka. Naya berusaha mengalihkan pandangan dari melihat Jagad. Dan Jagad pun membuang mata ke arah yang lebih jauh.
            “Aku pikir aku bisa membanggakan kalian untuk menyelesaikan masalah ini,” tanpa memindahkan kesibukannya dari menyulam benang-benang hitam pada kain biru muda yang membentuk seekor burung kecil, Shina menyela keegoisan Jagad dan Naya. “Jika mau, aku bisa menjadi saksi perdebatan kalian selama kalian mampu. Jika kamu ingin aku diam, Jagad, aku akan diam. Dan aku akan tetap begini seolah-olah aku tak pernah dekat denganmu, Naya,” kedua mata Shina tak lagi berkonsentrasi pada sulaman burung kecilnya. Matanya menatap punggung kedua orang yang dianggapnya teman, ragu sudah menyelubungi hatinya.
            “Shina…
            Shina hanya menjawabnya dengan gelengan. Tangannya menolak kalimat lanjutan yang hendak diucapkan Naya. Tak ada keinginannya kini selain mengeratkan syal di lehernya dan meraih bantal kecilnya. Bantal merah hitam bergambar sepasang angsa putih. Di atasnyalah Shina kemudian meletakkan kepala beratnya yang diselimuti oleh rajutan tebal penutup rambutnya. Beberapa helai rembutnya terlihat karena kain rajutan di kepalanya melonggar.
           

Sabtu, 18 Februari 2012

Jadi, Kenapa Saya Harus Punya Twitter ?!

Karna saya harus berkembang.

Saya harus terus mencari sesuatu di luar sana yang banyak orang tau tapi masa' saya harus tidak tau? BUkan berarti saya ni harus selalu ngekor dengan yang lagi happen sekarang, tapi nurut saya niy saya memang harus belajar terus ttg sesuatu yang baru,

Bagaimana rasanya make twitter?
PUSSSIIINGGGG...
Sumpah pusing!
benar2 sangat beda dengan pengoperasian FB yang apa aja telah ada di sana. Mana kalo mention juga dibatasi cuman seiprit. Cuman enaknya kan kita bisa follow sesuka hati tanpa batas dan tidak harus nunggu diconfirm sama yg punya akun. Itu saja enaknya. Yang lain cuma ada pusiinggg...

Tapi saya kan punya pakar yang bisa menjawab semua ini. Simbah gugel. Saya gugling semua tuh yang saya ga ngerti di twitter. Mulai dari maksud RT dan sebagainya itu, trus gimana biar twitter bs nyambung sama FB trus terakhir tadi gimana cara upload foto/video ke twitter. Bayangkan lah ya, di FB semua tinggal klik2 saja kalo mo upload. Nah di twitter? KUdu buka halaman baru. Capre drehh... *lebayy*

Ya begitulah belajar. Kudu sabar dan kreatif. Saya lho sebenarnya juga tidak tau gimana nanti lah di twitter, yang saya ingin sekarang blajar saya mengenal twitter. Lha di tipi kan yg ada kan twitter, FB sudah jarang dibawa2. Dikit2 mention ke twitter kami yah bla bla bla

So, sekarang saya sudah punya twitter
silakan follow me ya ariswidyaa, kalo kata FB like this yooo
tenang saja, sy baru ngetweet dikit banged, wong baru blajarnya hari ini. Padahal saya sudah buat akun ini akhir tahun lalu, cuman masih malas saja dengan ribetnya di twitter.


Saya pikir sama lah dengan blajar nge-blog gini
Aku Cinta Blogspot
ada yang nyaranin pake wordpress saja enak, 
pake mutiply saja keren bla bla bla
tapi mau gimana lagi, kendali kan di saya toh
sy jatuh cintanya sama blogspot, masalah buat loeh? *hahaha
sy pernah nyoba pake wordpress, sudah punya multiply (dulu)
sekarang saya pengen ikut komunitas blogger (meskipun masih gini doang adanya saya),
 makanya saya buat blog di blogspot
Ntar lah kalo sudah kepikiran laen lagi, buat blog di web lainn...

Jadi kenapa saya harus punya twitter?
karna sy harus belajar lebih banyak lagi dari yang sudah saya punya sekarang.
karna saya ingin belajar diluar zona nyaman FB  yang sudah saya kuasai (insya Allah)
karna saya pengen juga blajar dr tweet2 orang2 terkenal itu *hah?!*

karna saya adalah pembelajar :)

Follw me yahh
@ariswidyaa

Jumat, 17 Februari 2012

Ternyata Space Otak Saya Masih Sangat Luangg...

Iya bener begitu kok.
space otak saya memang sangat luang. paling2 yang terisi cuman seper 0,0000 sekian persen saja. Selebihnya masih sangat kosong melompong.

Dari mana saya tauh?
Gini kisahnye...
Jadi hari ini saya sangat spesial karna banyak membaca blog yang aduhai cantik2nya. 
Saya bener2 membaca semua kreatifitas yang mereka miliki. Dan Allahu akbar,,, saya yakin saya pun bisa. Saya sempetkan melihat bukan cuman lima, tapi langsung berpuluh2 model, konsep dsb saya baca, telaah dan renungi. Hasilnya... Saya kembali bersemangat.

Begitulah otak kita bekerja,
harus terus, terus  dan terus diajak mikir dan berkreasi. Jangan cuman mikir diri sendiri dan keluarga. Perlu direfresh dengan mikir masalah2 di luar kita, di sekitar kita, diajak mikir cari duit bla bla bla...

Jadi saya semakin SADAR sesadar2nya kalo saya masih bisa melatih otak saya utk bekerja lebih giat *HAHA?!* Jadi inget buku MYELIN yg keren itu, jadi begitu juga otak kita. Harus dilatih dan ditebalkan dg pembiasaan2 yg baik.

So, kemaren2 kan saya lagi jatuh cinta banget sama masakan, kue, minuman, dsb itu. Trus kemudian jatuh cinta dengan jualan baju2 dan sebagainya. Nah, sekarang sedang sangat jatuh cinta pda handycraft. Pasti besok Allah menjatuhi saya cinta yang lain lagi. Ini yang saya sebut bahwa space otak saya masih sangat luangggg...

So, bagaimana dengan otakmu kawan?
Apakah kalian siap menantang otakmu utk bekerja sama?
Ayolahhh.... smangka pagi selalu!

Lop zu!
Cepet sehat sayang....

Time to Be Blogwalking

Hari ini ini kegiatan utama saya di depan lepi. Sambil main2 sama Nin yang lagi KO, saya buka2 bermacam2 blog. Awalnya siy karna dari kemaren saya lagi pengen2nya berkreasi dengan flanel. Apa saja yang berbau flanel saya search lalu sy liat2 eh subhanallah kerennyaaaa...

Lalu jadi kepikiran, kayaknya saya butuh ni blajar ginian. Blajar mempercantik kreatifitas. Kan modalnya juga dikit tu, modal utama tleten dan kreatif saja. Seneng liat bentuk2 cantik itu. Apalagi kemaren juga barusan ketemuan sama adek yang punya keahlian kayak gini. Smoga saja bisa kerjasama dnegan baik...

So, here i am!
kan saya begitu pengen tuh menggelari diri saya sendiri momterpreneur. Mom yang bisa macem2 dg tangan dan otaknya. Bisa memberi banyak manfaat biar smakin bahagia hidupku.

Bismillah dehhh...
Besok atau setelah Nin sehat bener, mau blanja kain2 buat blajar ahh...

Thanks  mbak fitri yg sangat menginspirasi
i'll be learn and learn

Smangkaaaaa.... *bawa sapu*
HAH ?!

Kamis, 16 Februari 2012

Kangeeeennn...

Rasanya kangenku pengen segera bercerita di sini sudah menggebu2. Bagaimana tidak, saya meninggalkan rumah saya ini hampir satu minggu tidak berkunjung ke rumah ini kecuali utk liat berapa yang sudah singgah di sini. Hhh... Kangen!

Bening sakit, kawan2. Sudah hampir satu minggu ini. Sakitnya terutama panas tinggi, apalagi pas malam hari. Akhir2 ini ditambah pileknya yang terus berupa air (kata orang kalo pilek masih berair gini sakitnya ke kepala sangat terasa), tambah batuk kering (padahal biasanya Nin batuk berdahak), ditambah lagi maemnya ampun sulitnya... Komplit sudah rasanya. Hati saya rasanya remuk melihat dia harus batuk2 dengan sangat, sampe ahh... sakit melihatnya. Apalagi kalo kemudian dia nangis. Puncaknya adalah tiga hari terakhir ini. Panasnya meninggi tiap malam. Saya bawa ke dokter langganannya sampe dua kali. Sore ini diambil sample darahnya. Sakit rasanya liat dia nangis pusing, batuk dan sakit pas diambil darah.

Yang lebih membuat ini terasa berat, karna saya dan abinya jadi ga bisa liat gaya dia dengan Syamil dkk, ga bisa dengar dia nirukan kalo saya manggil abinya, ilang senyum2nya, ilang gaya shalat dan kalo dia bilang ameennn, dsb dll. Pokoknya ibaratnya dia jadi lembut, ga kayak biasanya rada preman. Tapi yang tidak berubah, sekalipun sakit dia masih kreatif dalam mengeplak teman dan mas2nya hahaha *ampuunnn...*

Semoga Allah segera memberikan kesembuhan segera ya nak...
kangen sama gayamu yg keren itu
Muaahhh !!

Selasa, 07 Februari 2012

Allah O Ya Allah...


Ini lagu kesukaan Bening Aisyah, saya juga suka sama liriknya. Mengena skali.

Allah oh Ya Allah, Allah
Kabulkan doaku Allah
Slamatkan ayah bunda biarlah bahagia sekalu, Allah

Slamatkan adikku, Allah
Slamatkan sodaraku, Allah
Saling kami cinta mencintai utk selamanya Allah... Allahh...

Amiinn...

Tiap pagi, sore atau kapan dia mau, si Nin pasti minta diputerin video2 Syamil dan Nadia. Bahasanya dia "Mi mi mi... huhuhuhu" Dia menirukan kata2 Syamil sambil nangis (itu ada di video Syamil juga). Kalo sudah pengen banged liat video2, dia akan mencium saya kuat2 tanpa saya minta. Sudah ketularan abinya, kalo ada apa2 main cium saja hihihhi

Semoga bermanfaat yah
Semoga bisa menjaga kesucian jiwa anak2 kita. Amiin


Senin, 06 Februari 2012

Alangkah Jahatnya SINETRON Lebay Itu !!

Grrrrhhhh....
Sudah saya tulis sejak dulu bahwa saya insya Allah akan menjaga anak2 saya sebaik mungkin dari pengaruh televisi dan iklan2 ga mutu itu. Jengah saya liat sinetron yang tiap hari hanya dihiasi kelemahan, nangis2, cinta2 lebay. Kejahatan yang tidak kunjung usai, polisi yang kehilangan harga diri, dokter2 bodoh, guru2 ga bermoral. Ahh... Mau jadi apa anak2 kalo liatnya kayak gitu? belum lagi kekerasan, tarung, kata2 kasar, makian, rencana2 buruk. AKU BENCI !!

Sakit hati saya liat tayangan begitu, meski kadang saya juga termasuk yang menontonnya. Saya jujur kok, saya memang kadnag masih menonotonnya, tapi rasanya saya kok makin benci ya. Masa' kebaikan kalahnya cuman sama episode yg abis? Kalo misal ga abis episode pastilah kejahatan itu yg akan berjaya, coz memang yang dijual ya kejahatannya itu.

Aihhh... yakinlah padaku kawan, ini hanya rekayasa, visi misi, impian besar atau apalah namanya dari orang2 yang ingin menjadikan muslim semakin bodoh, lemah, panjang angan, jahat dan lemah. Ini hanya serangkaian program panjang dari orang2 laknatullah alaihi itu utk menguasai pola pikir kita dan gnerasi kita. Mereka sedang membentuk GEN baru yang tidak kenal ALlah, tidak percaya kebaikan, meninggalkan orang2 baik, memuja keburukan. Kelak mereka akan tertawa saat dari golongan kaum muslim muncul pembunuh, pemerkosa, koruptor, pemain porno, bintang film yang do everything, ustadz karbitan, anak kecil sok dewasa, penyanyi2 seronok bla bla blaaa...

Eh, sebenarnya

Saat Hati Sesak, Kemana Engkau Mengadu ?

Hari ini begini yang saya rasa. Rasanya begitu lelah, energi seperti terkuras habis sia2, tak terarah, cupet ati, merasa ga dhargai dan berharga. Pikiran saya sampe penat penuh rasanya, pokonya pengennya segera nangis nobita deh *lebay*

Tadi akhirnya saya SMS sinda abi, sekedar menyalurkan kepenatan. Paling tidak dia sekarang yang menjadi orang nomer satu yang saya tumpahi kisah2. Setelah itu semuanya agak mendingan, setelah SMS demi SMS terkirim. Tapi bagaimana kalo belum punya suami ya? Ntar lah kita pikir bersama.

Kamis, 02 Februari 2012

KAOS RASA FL:ANEL

Ini yang mengaku sayang anak dan keluarga. Bisa untuk ukuran dewasa lho... Bisa buat kembaran, kayak kaos couple gitu. Pokoknya bisa pesan sesuai pesanan!















Ending : Kuputuskan Mencintaimu Selamanya


Zenith : Mencintaimu Selamanya

Delapan Bulan Dedek
Aku merasakan semakin berat saja menggendong dedek ke sana kemari. Sesekali memang tiba-tiba aku lemas dan lunglai saat tenaga dan pikiranku tidak proporsional lagi. Dokter semakin mewanti-wantiku untuk tidak terlalu banyak bekerja sekalipun itu untuk mengepel lantai yang katanya baik untuk kehamilan. Dokter sudah memutuskan aku hanya bisa melahirkan dengan jalan operasi dan tidak ada nego model apapun agar aku bisa melahirkan dengan normal.
‘Nda Raya juga selalu mengingatkan aku agar bisa menerima keputusan operasi dedek itu dengan lapang. Katanya, semua demi aku dan dedek. Dia mengatakan aku akan tetep dipanggil bunda sekalipun melahirkan dedek dengan cara operasi atau cara apapun.
Pukul 02.35
‘Nda Raya lama dalam sujudnya. Aku tidak lagi berimam padanya karna kadang tubuhku tidak kuat berdiri terlalu lama. Kakiku juga kadang bengkak tiba-tiba, tapi jika dipijit-pijit sambil baca ma’tsurat gitu akan mendingan lagi. Semakin dewasa usia dedek di dalam rahimku, ‘Nda Raya makin khusyuk saja menjaga shalatnya. Malah sekarang semakin aktif dengan puasa daudnya. Dia bilang, biar lebih siap saja dengan semua yang akan terjadi. Aku hanya tersenyum saja mendengarnya meski aku tidak tau persis maksudnya.
Aku memiringkan tubuhku agar bisa memperhatikan lelakiku itu menunaikan tahajudnya. Lama sekali sujud-sujud yang dijalaninya, terkadang sampai terisak-isak. Aku tidak pernah berani menanyakan kenapa dia menangis karna aku takut itu termasuk hubungan super personal dengan tuhannya yang tidak ingin dibagi dengan siapapun kecuali memang dia ingin membaginya denganku. Saat dia tunai dengan tahajudnya, aku kerap kali berpura-pura tidur dan tidak mengetahui aktifitasnya. Kemudian dia akan mengecup keningku dan membantuku berwudlu.
“Abid, bangun sayang. Aku masih punya dua rakaat untuk aku tunaikan bersama abid. Temani aku yok...,” katanya sambil memegang wajahku. Padahal aku sudah memperhatikannya dari tadi. “Aku sangat ingin dua rakaat terakhirku ini bisa aku tunaikan dengan abid sekalian nanti kita witir terakhir bersama ya!,” pintanya. Aku diam menatapnya. “Ayok aku bantu bangun,” katanya lagi sambil membantuku menegakkan diri. “Pelan-pelan bid... waktunya masih agak panjang kok,” katanya lagi.
“Nda...
“Iya?
“Baca surah mahar ya! Aku kangen dengan surat itu,” pintaku. Dia menjawab dengan senyum dan mengangguk.
“Tapi kalo abid sudah tidak kuat, boleh duduk segera ya! Jangan dipaksakan biar abid juga tetep bisa menemani aku menunaikan dua rakaat terakhirku. Janji ya?
Aku mengangguk. Kemudian berdiri di belakangnya, menjadi makmum shalat malamnya. Pada saat membaca al fatihah, beberapa kali nafasnya tersengal. Dia menangis tergugu dan beberapa kali menghentikan bacaannya sebelum kembali meneruskan surah yang dibacanya. Pada rakaat pertama, Nda Raya membaca separo dari surah al Insan yang dulu menjadi salah satu mahar pernikahan kami. Bacaannya masih sebagus dulu bahkan semakin kurasakan syahdu dan bagus saja.
‘Nda Raya kembali menciptakan sujud yang sangat dalam. Aku mencoba menguatkan diri untuk terus bisa menemani dia dalam rukuk dan sujud. Tangisnya kembali terdengar sangat dan sarat. Andai aku bisa hidup dalam hatinya, aku pasti mengetahui apa yang membuatnya menangis. Shalatku menjadi tidak tenang dengan tangisnya yang sedemikian dalam dan menyengal makin lama.
Hingga tunailah dua rakaat terakhir ‘Nda Raya...
“Abid masih kuat?,” tanyanya. Aku mengangguk.
“Baiklah kita istirahat dulu. Nanti baru kita lanjutkan witir penutup kita,” katanya lagi. Dia mendekatiku dan mengelus dedek pelan. Menciumnya dan mengatakan sayangnya pada dedek.
“Nda, aku tambah rakaatku lagi ya!,” ijinku.
“Tapi duduk saja ya!,” sarannya. Aku tersenyum dan menyetujuinya.
‘Nda Raya segera berpindah dari hadapanku dan menepi agar aku dapat menunaikan beberapa rakaat lagi. Sepanjang aku memulai shalat hingga akhirnya aku salam kembali, matanya tidak berpindah sama sekali dariku. Mata elangnya menatapku tidak lepas-lepas seperti seorang tawanan.
“Kenapa liat aku kayak gitu?,” rajukku. “Risih na...
“Hm? Kenapa risih?
“Ya si Nda liatnya gitu amat. Kayak aku tawanan yang ditakutkan melarikan diri. Biasanya juga ‘Nda Raya kalo aku shalat nungguinnya dengan bobok. Kenapa malam ini malah ngeliatnya gitu amat?
Dia tertawa. “Dasar cerewet!,” katanya. “Kemaren aku nungguinnya dengan bobok, digigit lenganku. Trus bilang kok bobok? Aku tungguin sambil baca dicubit katanya gak perhatikan aku. Nah sekarang ditunggui sambil diliatin terus malah bilang risih,” ujarnya lucu sambil menekuk kakinya seperti seorang pertapa.
“Ya tapi kan gak terus segitunya, Nda...
Dia kembali tertawa. “Jadi gimana? Bilang dong, yang...
“Genit! Ya biasa saja. Liatnya jangan kayak sipir penjara gitu, sipir saja gak segitunya liat tahanan kok. Ya diliat, diperhatikan tapi jangan segitunya.
Hehehe. Ya aku tadi kan baru ajak abid menemaniku menunaikan dua rakaat terakhirku, jadi aku khawatir abidnya trus lelah, lemas trus tiba-tiba lunglai. Abid kan sakit-sakitan,” selorohnya.
Kudaratkan sebuah cubitan kecil ke arah lengan atasnya. Dia meringis.
“Bilang ampun dulu,” ancamku.
“Iya ampun, ampun ibu suri...
Aku tertawa. Menang.
“Kalo aku gak ada siapa yang akan abid cubit sampe merah gini? Jangan bilang abid akan suka mencubit dan menggigit dedek. Aku plethakin dari atas nanti,” katanya.
Aku kembali tertawa dengan candanya.
“Sudah yok, kita witir. Sebentar lagi subuh. Aku pengen ajak abid subuh di masjid,” katanya. Aku mengangkat alisku tidak percaya. “Iya bener. Serius. Aku sudah telpon dokter semalam, dan boleh-boleh saja sesekali ajak abid sholat subuh di masjid. Serius bidd... kita witir dulu. Temani aku sampai selesai witir penutupku ya, bid. Sekuat mungkin abid tetap witir berdiri, lakukan demi aku. Abid kudu kuat demi aku. Ya?!,” kalimatnya kurasakan memang agak berlebihan didengar. Tapi aku menjawabnya tetap dengan anggukan karna memang aku yakin akan kuat-kuat saja menjalankan witir itu dengan berdiri sempurna,

Yang Terbaru Dari Nin

Lama tidak cerita tentang Nin di sini. Apa yang baru?
Buanyak sodara... kewalahan kami menghadapinya. Suaranya yg aduh subhanallah kencengnya, polahnya yang ga bisa diam, tangannya yang terkadang sangat "kreatif" dalam merusakkan mainannya atau "menyapa" temannya, lalu kesukaannya goyang2 kalo denger lagu dan angguk2 saat liat video2 anak.

Sudah banyak hal yang dimengertinya, meski mungkin dia tidak bisa mengungkapkannnya dengan kata2. Yang paling mudah baginya setiap kali menginginkan sesuatu adalah dengan menarik tangan saya atau abinya dan akan ditunjukkan maksudnya. Misalkan, dia ingin diambilkan sesuatu yang tempatnya di atas. Maka dia akan berteriak2 (tapi bukan menangis atau semacamnya), dia hanya teriak memanggil "Ndaaa...." atau kadang "bhiii..." sampai salah satu dari kami tanya "Mau apa, ada apa, dst" Setelah itu dia akan menarik tangan kami dan menunjuk2 maunya. 

Ternyata oh Ternyata

Beberapa waktu terakhir ini saya mencoba untuk menjadi bunda penjual dan bunda koki. Tapi belum serius bener siy, masih belajar. Mau tau rasanya?

Ternyataaa....

Sangat menarik!
Sangat enak bisa mikir uang kudu dialirkan kemana, untuk apa, gimana nanti. Eh eh bukan masalah uang sebenarnya, tapi lebih pada rasa enak dan kepuasan saat melakoni fungsi baru sebagai pembelajar dagangan. Seharian sambil kerja bisa pilih2 barang, di rumah tiba2 kayak sibuk banged di dapur. hihihi

Tapi ada lagi yang rada ga enaknya. 
Jadi gak bisa nyambangi rumah maya ini sering2. Biasanya bentar2 liat ini, nulis2, eh sekarang jadi sok  sibuk sendiri, ga ada waktu buat nulis. Nulisnya di otak saja. hahaha

Trus lagi, merasa pusing kalo uangnya ga ada. hahaha. Hasrat kulakan maluap, uangnya nipis. Tapi kadang saya cuman bismillah saja, niat pengen nyunnah jualan, masa' Allah ga kasih jalan buat dapat dagangan dan uang. Yang pasti, untuk jualan ini saya tidak terlalu banyak membebani suami. Kan niatnya membantu suami juga, jadi ya gak boleh membebani dunk ya...

So, begitulah rasanya.
Insya Allah saya akan berusaha istiqomah :D
Yuk smangat HOME MADE !!

Rabu, 01 Februari 2012

Keputusanku Mencintaimu Saja (Part 8)


Mataku sebenarnya masih sangat enggan terbuka. Kepalaku juga masih terasa berat. Namun saat kurasakan sentuhan itu bukan sentuhan ibuku, aku seperti mempunyai kekuatan lebih untuk membuka mata.
“Ndaa...
Dia membantuku menegakkan tubuhku. Dia menatapku dalam mata elangnya. Tanpa kata. Hanya menatap.
“Bolehkah aku peluk ‘Nda Raya?,” kataku takut-takut. “Aku kangen...
dia masih diam. Kemudian melepaskan tatapnya dan mengangsurkan tubuhnya untuk kupeluk. Aku menangis lagi kini, padahal tadi aku sudah berjanji untuk tidak menangis.
“Maafkan aku ya, bid... Maaf...
aku menggeleng dalam peluknya. Tak ada kata yang bisa kuucapkan selain dua bahasa tubuh itu : menggeleng dan mengangguk. Sambil terus memeluknya erat-erat.
Aku tidak ingin bertanya ‘Nda Raya kemana tadi. Aku tidak ingin bertanya apapun saat ini. Aku hanya ingin merasakan lega dan bahagiaku karna kudapatinya lagi saat ini. Dan sebenarnya memang dia pun tak banyak kata padaku. Hanya bahasa tubuhnya yang kemudian selalu berarti dia sangat sayang padaku. Dia merapikan kembali selimutku dan membelai-belai dedek sampai akhirnya aku pun terlelap.
Aku terlupa satu hal : malam ini harusnya dia memberi keputusan itu.
***
Aku tetap tak berani bertanya apapun padanya. Kubiarkan dia dengan dunianya sendiri –seperti kata ibuku- meski sebenarnya aku sangat ingin segera dapat berbincang dan bercanda dengannya lagi.
Dia masih lelap hingga lepas subuh. Setelah subuh dia lelap kembali. Aku menungguinya lelap. Kupandangi wajahnya yang terlelap lelah.
“He bid... dari tadi?
Aku hanya tersenyum. Ingin sekali kukatakan aku disini sejak ‘Nda Raya terlelap setelah subuh tadi. Tapi kalimatku sengaja tak kukeluarkan.
“Capek banget ya ‘Nda?
Dia tersenyum. Membenamkan wajahnya pada guling dan memunculkannya kembali kemudian.
“Iya bid, capek... Kerjaan numpuk banget. Aku harus menyelesaikan semua sebelum deadline. Biar makin dapat nabung yang banyak buat abid dan dedek,” katanya.
“Buat kita, ‘Nda...,” ralatku. Dia kembali tersenyum.
“Iya, buat kita...
‘Nda Raya kemudian menemaniku bersandar di tempat tidur ini. Kebekuan memang sangat terasa seolah-olah kami tidak sangat lama tidak bertemu dan masih malu-malu untuk berbicara. ‘Nda Raya diam dan akupun juga diam. Tanpa kata, tanpa suara.
“Bid...
Aku menoleh. Pun dia. Menoleh ke arahku sebentar dan kemudian kembali pada tatapannya sendiri. Aku masih tetap menatap samping wajahnya.
“Abid gak pengen tanya kemana aku semalam?,” katanya kemudian. Dia kembali menolah arahku. Aku tak tau harus berekspresi seperti apa selain menatapnya.
“Aku juga tidak tau kemana aku semalam, bid,” katanya lagi sambil tersenyum. Kini ‘Nda Raya menatapku utuh. Memasukkan aku dalam binar matanya. Aku masih menatapnya, mencoba memasuki dunianya dengan matanya. Matanya kini memang meredup. Binarnya redup.
“Aku tidak tau kenapa aku semalam sangat ingin sendiri. Tidak ingin diganggu, tidak ingin disapa. Tapi aku sadar aku membuatmu dan ibu khawatir. Aku tau abid pasti nangis. Entahlah...,” katanya kemudian. Matanya masih tetap menatap dalam padaku. “Tapi aku tidak kemana-mana, bid... Aku hanya berjalan saja di sepanjang taman dan kemudian berhenti di masjid. Pikiranku seperti penuh dengan rasa takut, khawatir, entahlah apalagi rasanya. Bayangan abid bergantian dengan dedek. Aku membayangkan abid yang lelah mengandung dedek, abid juga masih sakit. Kenapa semua hanya ada pada abid?
Aku menggenggam erat tangannya.
“Aku juga pengen bisa ajak abid kemanapun abid mau. Aku pengen memberikan segenap yang terbaik yang kumiliki selama aku mampu. Tapi aku takut aku juga salah memutuskan itu. Aku takut ini juga bukan yang terbaik untuk abid. Maafkan aku ya bid...
Aku hanya diam. Tak tau apa yang harus kulakukan selain semakin erat menggenggam tangannya. Benar kata ibuku, aku cengeng. Sangat mudah menangis untuk semua hal.
“Makasih ya, ‘Nda. ‘Nda Raya dah ada buat aku, ‘Nda Raya dah jaga aku dan dedek dengan sempurna. Aku tidak tau bagaimana aku dan dedek jika tidak ada ‘Nda Raya. Jangan tinggalkan aku...
Kalimat terakhirku tertelan sedak.
“Bid bid, aku pengen kasih tau sesuatu buat abid. Mau ga?
Aku hanya menatap kosong.
“Senyum dulu dong sayang... Aku yakin abid pasti seneng. Aku yakin abid pasti akan makin nangis dan memelukku erat. Aku yakin abid akan menciumku,” katanya. Matanya dikedip-kedipkan.
“Genit!
“Kan gak papa genit pada istri sendiri. Iya kan?
Aku tertawa. “Ayo bilang ada apa. Cepetan...
“Baiklah... kemarikan tangan abid,” katanya sambil membuka kedua belah tangannya. Aku meletakkan kedua tanganku di atasnya hingga akhirnya kami dapat saling bergenggaman.
“Sore ini kita berangkat ke kampung,” katanya tenang. Sangat tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan seolah-olah dia tidak sedang melakukan sesuatu yang sangat besar.
Aku hanya merengut. Kemudian mengendurkan tanganku. Tapi dia menahannya.
“Gak percaya kan?,” katanya. Aku mengangguk. “Kalo beneran gimana?
Wajahnya masih tetep datar. Tanpa ekspresi. Tenang.
Aku menggeleng. ‘Nda Raya erat menggenggam tanganku yang kini mulai basah. Aku berharap ‘Nda Raya memang sedang tidak bercanda karna itu memang sangat tidak lucu malah melukaiku. Tapi aku juga tidak berani berharap itu adalah sebenarnya karna ‘Nda Raya sama sekali tidak menampakkan bahagia saat mengatakannya.
“Abid dah mulai gusar kan?