Selasa, 25 September 2012

Cinta Adek

Subhanallahh... Si adek luar biasa gesitna. Alhamdulillah utk smua ini.

Berjuang, berjuanglah sayang
Utk kehidupan terbaikmu
Saat ini dunia sdh begitu rumit terasa
Dan engkau hrs bs melampauinya
Kelak, karna kelak akan lbh berat utkmu
Namun yakinlah,
Jika engkau menjaga Allah
Maka Allah pasti akan lbh menjagamu


Cinta kamu, nak...
*ciumkening

MUHASABAH FILM PENISTA NABI SAW

Karena film ini begitu banyak yang harus tidak dimengerti kenapa harus byk korban. Belum lagi banyaknya pendapat2 yg "justru" mendiskreditkan Islam. Tapi bi idznillah, pastilah akan banyak sekali hikmah dan manfaat dari kejadian ini. Tulisan di bawah ini saya copast dari Ust. Mudzoffar Djufry, saya sepakat dg yang beliau tulis. Semoga bermanfaat...
=============================================================
Film IOM (Innocence Of Muslims) yang menistakan Baginda Sayyidina Rasulillah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tak lain merupakan akibat “perpaduan” yang pas sekali antara ketidak berdayaan umat muslimin dan kedengkian kaum kafirin!

Para pembuat film IOM yang menistakan Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pastilah tahu dan yakin bahwa, lebih dari 1 miliar muslim seduna akan marah terhadap film mereka. Tapi pertanyaan, perenungan, muhasabah dan introspeksinya adalah: mengapa mereka tidak takut dan gentar?

Jadi sekali lagi tanya: Mengapa pembuat film IOM yang menistakan Nabi Teragung Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak takut dan gentar kepada kemaranan lebih dari 1 miliar muslim sedunia? Jawab: …? Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?

Padahal salah satu keistimewaan yang diberikan Allah Ta'ala hanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ummatnya, adalah ditolong dan dimenangkan dengan cara ditanamkannya rasa takut dan gentar di hati musuh saat mereka berada di tempat yang berjarak tempuh sebulan perjalanan (lihat HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Maka mari berenung, bermuhasabah dan berevaluasi diri bersama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Hampir saja (sudah dekat saatnya) umat-umat lain berkomplot terhadap kalian seperti layaknya para jago makan yang berkumpul di depan hidangan makan mereka. Seorang sahabat bertanya: Apakah itu karena sedikitnya jumlah kita saat itu? Jawab Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam: Tidak. Bahkan waktu itu kalian banyak sekali. Namun (kualitas) kalian adalah ibarat buih dan sampah air bah. (Karenanya)sungguh Allah benar-benar akan mencerabut rasa gentar terhadap kalian dari dalam hati musuh kalian. Dan (karenanya pula) Dia-pun benar-benar akan menanamkan di dalam hati kalian penyakit “al-wahn”. Sebagian sahabat bertanya: Apakah gerangan penyakit “al-wahn” itu ya Rasulallah? Dan beliau bersabda: Ia adalah cinta dunia dan benci mati (HR. Ahmad, Abu Dawud dan lain-lain dari sahabat Tsauban radhiyallahu ‘anhu).

Seharusnya kita adalah umat terbaik, tapi mengapa fakta dan realitanya seolah-olah justru menjadi sebaliknya kini?

Kartun dan Anak-Anak

Kmaren sy ke gramed bareng Nin. Tujuan utama nyarikan flashcard Nin. Di sana sy ketemu dg anak perempuan seusia Nin yg begitu antusias sampe mrengek2 pd mamanya buat dibelikan buku gambar princess&barbie.

Sy kmd berpikir, apa gt ya efek "kecil" yg timbul saat sjak kecil mengenalkan anak pd kartun? Maksud sy mjdkan kartun2 tv sbg hiburan utk anak. Sy memg agak kolot dg ini, karna sy tau konsekwensina utk anak2 sy ;)


Sampe sekarang saya sebisa mungkin berkomitmen utk tidak membelikan Nin dengan pakaian2 atau accessories2 yang berbau barbie, putri2 atau apalah kartun yang ada di tivi2 atau yang lagi in itu. Bahkan saat ada kartun Shoun the Sheep, saya cuman katakan pada Nin "Eh Nin itu kambing", saya sangat sengaja tidak menyebut nama shoun the sheep. Juga dengan gambar2 apa saja. Nin sengaja saya proteksi dari semua itu dan semoga adek2nya juga bisa saya proteksi juga hihihi

Sebenarnya ini adalah masalah kekhawatiran saya yang muingkin terlalu berlebihan ya. Saya bicara dengan abina "Nda, sebisa mungkin memang kita harus menghindarkan anak dari efek tivi. Bukan memisahkan mereka dan mengharamkan tivi. Nanti kalo kita punya tivi sendiri -ALHAMDULILLAH, kami blm punya tivi sendiri :D- aku pengen kita langganan saja. Jadi kita yang akan stay menyeleksi apa yang diliat anak2. Aduh plis deh jangan sampe anak2 kita sampe kenal sinetron2 lebay atau anak2 kecil yang maen2 pacaran itu. Takut aku nda... 

Kekhawatiran seperti apa yang saya khawatirkan? 
Hal yang paling lumrah yang terjadi pada anak adalah mereka begitu "maniak" dengan tivi dan tontonan2 di dalamnya. Bahkan tak jarang yang kemudian jatah mereka makan dan belajar juga dilaksanakan di depan tivi. Belum lagi nanti efek pas maen2 dengan teman2nya trus aksi2an "Power ranger berubaahhhh" dsb itu. Lalu terkadang mereka begitu terobsesi dengan kaos atau accesorries2 film yang mereka lihat. Iya kalo ortunya selalu mampu membelikan, lha kalo pas ortunya pas2an? Kasian juga kan kalo anak2 mendem keinginan itu sambil ngeliat temen2na make kaos2 itu? Tapi yang paling sy khawatirkan adalah efek psikologisna. Efek2 buruk lain dari apa yg dilihat anak2 itu jauuuuuhhhh lebih banyak dari manfaat yang di dapatkan mereka.

Saya senang dengan kata pak Darwis, pengasuh Klub Remaja Ceria, beliau menulis "Kami bangga hidup tanpa televisi". Lalu saya juga seneng dengan gaya asuh murobbi2 saya disini yang bener2 selektif dengan tontonan anak2 mereka. Bahkan terkadang peraturan itu tegak berdiri di rumah. Misal "boleh nyalakan tivi kalo sudah mandi, ngaji. Boleh liat film ini kalo sudah begitu begini" Jadi tidak saklek melarang tapi selalu memberikan pilihan solusi. Lebih bijak kan?

So, yuk ah perhatikan anak2 kita. Banyak kartun yang bisa didownload utk anak2 insya Allah...
Karna kalo bukan kita yang mencintai dengan kasih anak2 itu, siapa lagi? Masa' pembantu? Hihihi