Rabu, 26 Februari 2014

After Kelud

Ini beberapa gambar yg sempet saya ambil pas keliling melihat2 Kelud



Kondisi rumah seperti ini terjadi pada radius 7km dari Kelud dan semakin naik kondisinya semakin memprihatinkan. Hiks
 Beberapa waktu lalu saya sempat ikut naik ke radius 5km, dan subhanallahhh... Subhanallahh... Ini kiamat sangat kecil bagi Allah. Daun2 semua kering. Dahan2 kering. Pohon durian yg tinggi itu menyisakan buah durian yg kering. Rumput apalagii... Subhanallah wal hamdulilllah laa haula wa laa quata illa billahh... *mrindingnangis





Kegagahan Kelud setelah erupsi. Fabiayyi alaa irabbikumaa tukadz-dzibaann ?

Kepulan asap Kelud



Meletusnya Kelud

Sesungguhnya meletusnya kelud tadi malam sudah ditulis ribuan tahun yang lalu, maka hari ini tugas saya dan semua orang adalah mengimani dan berdoa semoga semua akan selalu baik2 saja.

Malam ini saya masih ngobrol dengan abinya saat suara gemuruh itu terdengar. Saya juga sedang di kamar dengan duo krucil yg telah lelap. Saya tanya abina ini suara mau ujan atau kelud ya. Katanya hujan. Beberapa detik kemudian tetangga keluar rumah dan sedikit berteriak memberitau kelud mlethus!

Maka saya dan abina bersama tetangga rumah di luar. Melihat langit yang seperti dihujani petir dan suara gemuruh. Hati ini rasanya berat utk merasakan. Kalo disini saya yang jaraknya kurleb 30km saja kerasa begini tegangnya, apalagi yang di sana ya. Maka malam itu saya telpon ibu saya utk memastikan di sana baik2 saja. Alhamd... masih baik2 saja. Malam itu skitar jam 23.00. Kami masih menikmati cekaman petir dari kelud di langit. Sambil sesekali beristighfar dan tasbih. Dan kemudian mulai kerasa ada krikil2 jatuh. Makin lama makin banyak dan kerasa seperti hujan.

Sampe subuh kami baru merem. Untuk bersiap karena besok pasti kami akan sibuuuuukkk skali dengan kegiatan kelud. Jam lima kami sudah sama bersiap, menyiapkan anak2 untuk dititipkan. Saya dengan perlengkapan anak2 "mengungsi" dan abina dengan kegiatan di luar bersama pasir.

Jam 7 saya bersama anak2 sudah siap untuk mengungsi. Kenapa mengungsi? Karena rumah kami full debu dan itu tidak baik utk anak2. Akhirnya Bening saya pakein jaket, masker dan kacamata. Begitu pula Ayyesha. Pokoke ibarate kita mau perang dengan debu di jalan. Dan selama di jalan rasanya tegaaaangg bgt. Pasir di jalan mencapai skitar 25cm. Di jalan juga terjadi kecelakaan mobil dan motor. Entahlah rasanya tegaaaanggg itu sampe sekarang masih saya rasakan kalo inget pasir Kelud.

Begitulah rasanya kelud saat itu. Menegangkan. Padahal kami tidak merasakan langsung. Saya sempet nangis mendengar cerita ketegangan dari warga pas kunjungan hari pertama. Mereka berteduh di bawah papan tulis, di bawa meja makan, dsb. Supaya tidak ketimpa batu panas kelud. Seorang laki2 sempat terkena batu kelud dan sampe saat ini masih melepuh seperti kebakar.

Ya Allahhh... kuasaMu, kuasaMu, kuasaMuu
Maka terimalah sujud takjubku ya Rabbb...