Senin, 27 Agustus 2012

Untuk Kalian Semua...

Kepada mujahid benteng kebenaran
Slalu rindu akan lahir kejayaan
Kepada pewaris tahta nan gemilang
Menapak tegak menyongsong masa depan
..............

Tadi pagi pas nyuci piring *kerjaan ibu2:D* entah kenapa saya begitu terasa bersemangat mendendangkan nasyid ini. Nasyid ini yang dulu selalu menemani aksi2 heroik pas masa2 repormasi gusdur dkk itu. Ya semangat bener saya rasanya pagi ini, dengan backsound teriakan2 Nin Isyah dengan mas2nya, suara glodhakan mesin cuci, dan tentu saja adek Nin makin menendang saat saya berdendang semangat gini.

Saya seperti teringat dan kebawa pada masa saat saya mengalami masa2 dendangan ini. Saya seperti bersama dengan ketua KAMMI komsat saya dulu, lalu berdiskusi dengan departemen kajian strategis yg saya bidangi, lalu bersama dengan temen2 kaderisasi saya yg suka malas2an ikut kajian. Ada om Daniel Nafis yg sekarang semakin go public dengan menjadi MC di TVone, lalu pak Yusuf Wibosono yg semakin sibuk dg bisnisnya, mbak Jujuk yg semakin sibuk dengan putra2 dan pondokannya. Mbak dee2 yg makin rajin dengan usaha rumahannya. Nita yg entahlah kenapa terpisah demikian jauhnya dan kini semakin cantik dan sibuk dengan Jagad dan Rachel. Oiya mbak Yoan yg dengan ke"lelaki"annya dulu kini juga dipanggil mama oleh si anak ganteng kecilnya. Juga Erma yg alhamd mulai kembali menikmati masa2 ngajinya, Shofa yg dulu begitu rajin belajar dan kini berhasil menjadi guru negara di negaranya yg pelosok *hihihi* Eh you In Masnunah dan Insani, dua sejoli nenek2, hahaha, kemana saja kaliaaaaannnn... *lempar batu*

Diantara mereka yg masih banyak lagi, saya juga memiliki teman dekat yg akrab lahir batin *ugh* yg dengan izin Allah juga kini saya tidak tau kabarnya lagi. Namun so far, Allah tau saya sangat mendoakan "posisinya" semoga selalu dalam kebaikan meski saya sendiri tidak pernah tau apakah teman dekat lahir batin saya itu masih dalam kereta kebaikan yg sama dengan saya apa tidak. Ya so far, kereta kebaikan yg saya tumpangi isinya juga manusia, kadang kecewa dan amarah menghiasi. Jadi ya saya maklum jika kini kami terpisah kereta -apapun alasannya-

Diantara mereka juga ada yg masih bertahan dalam kereta kebaikan yg sama sejak dulu masa kuliah. Kereta tarbiyah yg menyatukan visi misi kami. Ada yg sudah malas2an meneruskan perjalanan, ada yg stagnan sekedar ikut saja, ada yg menjadi kader inti, ada yg kembali memulai perjalanan sebagai penumpang awal (pemula), ada yg berhenti sebagai penumpang muda, dan yg pasti ada BERHENTI total. Allah yg maha membolak balikkan hati, jadi let it go lah menurut saya, toh berjamaan itu adalah sebuah pilihan dan semua pilihan itu beresiko.

Kini, dengan izin Allah juga, saya masih bertahan di dalam kereta tarbiyah ini.
Kini di sekitar saya ada semua kebutuhan saya terhadap orang2 shalih. Ada ust. Nonot dan Mbak Her yg dalam sedikitnya komentar tapi saat memberi masukan langsung MAKJLEB! Ada bapak ketua DPD saya yg elegan dan kalo kata buku cukup flamboyan style-nya, bapak Budi-nya mas Aim. Kini saya memiliki keluarga besar yg begitu melengkapi. Ada yg begitu halus lembut, beringas, polos, cerdas, mudah menolong. Semua saya miliki kini di sini. Saya memiliki ust. Jamal yg subhanallah aura shalihnya terpancar begitu saja terlihat dari wajah beliau. Mbak Nuri yg terkadang galak tp aku seneng dg gayanya itu *hahaha* bu Ratna yg lembut dan ibu banged. Mbak Lihan yg jamilah dan bijak. Banyak sekali orang2 shalih shalihah yg insya Allah -semoga- bisa selalu membuat saya bertahan dalam kereta kebaikan ini. Dan seperti kata pak Nonot, dakwah dan tarbiyahlah yg kemudian menikahkan saya dan sinda dengan kelebihan dan kekurangan kami masing2. hiks2

Begitulah yg saya rasa tadi pagi saat menyanyikan nasyid ini. Kehidupan bener2 terus berputar dan kereta dakwah ini akan selalu berganti penumpang (kata om Sandhy dulu). Siapa yg bertahan akan bertahan, dan yg gugur akan gugur. Yg selalu membuat saya mafhum -meskin kadang tidak rela- saya menyadari dakwah dan jamaah ini berisi kumpulan manusia, bukan malaikat. Kalo ada luka, maka yg paling bisa mengobati luka itu hanya diri sendiri dengan pertolonganNya. Jika ada kecewa, maka saat itu Allah sedang mengajari kita cara bijak menyikapi masalah. Jika ada yg salah, maka beranikah kita menasehati dengan cara yg baik. Itu saja saya kira yg bisa membuat saya bisa bertahan. Bukan berarti teman2 saya yg tidak bersama dalam kereta tarbiyah saat ini tidak seperti itu, namun saya yakin teman2 yg berhenti atau memberhentikan diri memiliki alasan yg kuat. Dan apapun itu, saya sangat menghargai meski kadang saya tidak rela berpisah dengan mereka.

Aku mencintai kalian semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar