Kamis, 12 September 2013

Suami (tidak) Romantis

Itulahh...
Itu kenapa banyak sekali alasan Allah mempertemukan kami. Saya dan sindabrut Danang Hindriyadi. Harus banyak mengerti. Memahami bahwa memang untuk berubah itu tidak bisa secepat pikiran dan kemauan kita. Karna dasarnya kita sama2 berangkat dari start yang berbeda.

Sindaku memang tidak romantis. Sangat tidak atau belum bisa romantis, romantis dalam pandangan saya lho ya... Saya selalu berusaha mencari banyak alasan untuk menerima ketidak romantisannya. Kadang ngiler juga siy kalo baca2 kisah romantis dimana2 itu, pengen yaaa... Pengen digituin juga hahaha

Tapi so far, sebenarnya sinda sudah berusaha romantis kok. Hanya sudah modelnya begitu itu caranya. Dia yang datar. Pendiem. Slow. Tidak banyak bicara. Tidak banyak menolak. Sepakat2 saja. Tidak suka berdebat. Tidak suka bilang tidak. Pernah bilang awal nikah dulu, kalo kata cinta itu tidak bisa dikasihkan sering2 dia katakan. Karna katanya cinta itu bukan sekedar ucapan. Lalu saya protes, tapi kan perlu ndaaaaa... Jawabannya apa? Senyum malu2. Alamaaakkkk #pingsan

Satu hal yang saya lakukan. Saya yg harus memulai jika ingin menciptakan keromantisan. Jiaaaahhh... Saya kan perempuan? Yo ben lahhh... Kan untuk statusisasi lebih baek hahaha.

Yang saya tau, sinda itu orang yg stand by di dekat saya selalu. Buat anter2 kemanapun, buat jagain krucils kalo saya lg masak. Buat dijadikan kurir barang dagangan saya. Buat mampir ke rumah pesanan saya. Buat belikan ini itu. Buat ngirim ini itu. Buat ini itu. Nyuci baju. Kemanapun saya mau dianterin. Ngajak kemanapun di-oke-in. Selama ini saya belum pernah ditolak keinginan saya. Oke2 saja jawabnya. Saya jualan ini itu, dia yg nguririn (hemat ongkir hihihi), saya pengen liat prospek jualan ini itu dianterin sampe ketemu.

Lalu saya berkata, mbok ya yg romantisss... Dikit saja lah, yg penting usaha hihihi
Maka ada sedikit hasil. Ya paling ga rencana saya (jiaaaa) akan jadi agenda.

Ya sudahlah, let it flow saja lah... Harus belajar selalu memahami keromantisan dari sisi yang lain. Mending si dia standby daripada pergi2. Tidak terlalu perlu membandingkan, meski terkadang saya juga menunjukkan "Tuh nda... gitu lho, begini lho. Aku seneng begini" lalu dia akan tersenyum malu2. Itulah senjata utamanya. hahaha #berubahhh

whatever,
merasakan itu rasanya sesuatu ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar